tidak adakah orang yang mencintai atau mengejar atau ingin mengalami penderitaan.’
Gue yakin semua orang di dunia ini takut kehilangan orang yang
disayanginya. Kehilangan selalu melahirkan penderitaan, itulah sebabnya
orang takut kehilangan karena nggak pengin menderita, seperti makna
kalimat di atas yang digarisbawahi.
Dalam hidup tentunya kita menjalani berbagai tahap, pun dengan
kehilangan, tetapi nggak semuanya paham dan peka merasakan tahap itu.
Untuk kamu yang belum pernah merasakannya, mari kita bahas dan renungkan
sambil dengerin lagu Passenger – Let Her Go.
Tahap-tahap yang dirasakan ketika kehilangan seseorang yang disayang adalah seperti ini…
1. Penyangkalan
Nggak semua hal buruk bisa langsung diterima mentah-mentah. Kadang, ada
beberapa orang yang masih menyangkal bahwa dia udah kehilangan orang
yang dia sayang. Mungkin kamu pun pernah berada di dalam tahap ini.
“Nggak, nggak mungkin dia menghilang gitu aja.”
“Dia kan sayang banget sama gue, udah gitu gue juga deket sama orang tuanya. Masa sih dia pergi semudah itu?”
Pada fase ini kamu mulai merasa menderita karena belum terbiasa dengan
hidup tanpa dia. Kamu akan menutup diri karena nggak bergairah menjalani
kehidupan. Uring-uringan di kamar, nangis sesengukan.
2. Marah
Orang yang baru saja kehilangan seseorang yang disayang cenderung
pemarah karena emosinya nggak stabil. Kamu bisa gampang banget marah
bahkan karena hal yang sangat sepele.
Di dalam tahap ini, kamu merasa dunia nggak adil. Kamu meluapkan kemarahan dengan berbagai cara seperti update status di sosial media, ngediemin orang di sekitar, atau malah ngadain press conference bahwa kamu baru aja kehilangan kamu sayangi.
Sebetulnya ini adalah hal yang wajar. Dengan marah kamu mengeluarkan
emosi negatif di dalam diri, tapi sebaiknya nggak berlebihan juga.
Luapkanlah amarah dengan sewajarnya, secukupnya, ingatlah bahwa orang di
sekitar kamu nggak seharusnya menerima kemarahan kamu, dan ingat juga
bahwa orang yang paling mengerti kamu adalah diri kamu sendiri.
Tapi sebenarnya akar dari kemarahan ini adalah kamu kehilangan seseorang yang kamu sayang karena kesalahan sendiri.
3. Tawar-menawar dengan Keadaan
Setelah merasa lelah untuk marah, setelah kamu mengerti bahwa kenyataan
bahwa ini semua udah terlanjur terjadi. Secara nggak sadar kamu
melakukan tawar menawar dengan harapan dapat memperbaiki keadaan.
“Bisa nggak ya gue hidup tanpa dia? Ada nggak ya orang yang seperti dia?”
“Seandainya gue nggak ngelakuin hal ini, dia nggak akan pergi.”
“Dia nggak boleh pergi sebelum semua hutangnya dilunasin.”
Kamu akan terus melakukan penawaran dengan harapan semua dapat kembali
seperti sedia kala. Tahap ini adalah tahap yang paling menderita dan pathetic. Karena kamu tau, tawar menawar dengan keadaan hanyalah perbuatan sia-sia.
4. Depresi
Setelah lelah menyangkal, marah, dan melakukan penawaran dengan
keadaaan, kamu akan merasa terpuruk. Depresi karena tiga hal itu nggak
membuat dia kembali, dan hanya membuat kamu tersiksa.
“Nggak ada, nggak mungkin ada orang yang bisa ngegantiin dia.”
“AKU NGGAK BISA HIDUP TANPA DIAAA AAAAK!! @$Y!@&(!!!”
Di tahap ini, kamu merasa hidup kamu hancur. Seluruh kebahagiaan kamu
hilang seiring dengan kepergiannya yang membawa lari hati kamu. Dan yang
kamu butuhkan adalah support dari orang terdekat, segeralah
bercerita keluh kesah dan unek-unek yang memenuhi pikiran kamu sebelum
mereka duluan bercerita kepada dokter jiwa.
Dalam fase ini, mungkin saja kamu menemukan sesuatu atau seseorang
untuk melupakan segala yang terjadi, tapi ingatlah, ketika sendiri,
semua ingatan akan kembali. Rasanya seperti didatangi Dementor dan
diserap seluruh kebahagiaannya.
5. Menerima
Menerima. Apa pun sebabnya, baik karena terlalu lelah harus nangis
sendiri, atau karena nggak ada yang bisa dilakukan lagi. Namun tetaplah
lebih baik jika menerima.
Sekarang saatnya kamu bersyukur udah bisa menerima kenyataan dan
memaafkan diri sendiri atas segala kesalahan dan hal bodoh yang udah
kamu lakuin. Dengan menerima kenyataan, berarti kamu naik satu tingkat
kedewasaan dengan belajar ketabahan. Ingatlah kata pepatah, sesuatu yang
nggak berhasil membunuh kamu hanya akan membuatmu lebih kuat.
Semua yang telah lalu biarkanlah berlalu, karena terhitung sejak kamu
menerima kenyataan, itulah waktunya kamu membuat lembaran baru dalam
kehidupan serta memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik
dari sebelumnya.
Sosok yang baik bukanlah yang sempurna, melainkan yang diperbaiki.
Inilah lima tahap ketika kamu kehilangan seseorang yang disayangi. Nah, kamu lagi ngerasain fase yang mana?