Kamis, 25 Juni 2015

Yang Selalu Ku Rindukan, Ayahku.

Sudaah lama tidak berjumpa, setelah engkau pergi tepat setahun hari ini yah engkau meninggalkan kehidupan ini.
Apaa engkau masih baik-baik saja disana?? Akuuu harap kau baik disana yah. Apaa engkau masih sama seperti dulu saat kita bercengkrama??

Yah, seperti yang ayah tahu. Anak laki-laki mu ini sekarang sedang tumbuh dewasa menjadi anak laki-laki yang tangguh,kuat dan penuh tanggung jawab.
Dan bahkan kini aku sudah mulai kembali menjalin suatu hubungan percintaan dengan seorang perempuan. Dimana aku belajar untuk semakin menghargai perasaan seseorang.

Yah, seperti yang engkau tahu juga. Sekarang aku sedang menempuh pendidikanku di polman Astra.  Tempat yang dulu sangat bangga ketika aku berhasil masuk dan menjadi salah satu mahasiswa disana. Walaupun kini aku tahu ayah sudah tak lagi ada didalam rumah. Tapi semoga ayah selalu mendampingiku dalam setiap derap langkah menuntut ilmu. Aku tau ayah selalu disana.

Yah, duluuu aku paling sebel bahkan gapaham dengan nasihatmu yang  Dahulu sering menyuruhku untuk belajar tentang alat-alat atau teknik. Tapi nyatanya.... sekarang itulaah yang aku rindukan yah. Aku rindu akan semua nasihatmu, omelanmu bahkan candaanmu. Aku rindu ketika kita saling sharing tentang kemampuanku dibudang teknik dan pengalamannya juga dibidang tersebut.

Yah,  akuu tau duluu akulah yang paling engkau sayang diantara kakak dan adikku. Aku tau bagaimana engkau mau aku ini laki-laki yang tidak akan gagal kelak nanti. Akuuu tau betapa relanya kau malam hari diam diam masuk kedalam kamarku. Menyelimuti tubuhku ini yang kedinginan akibat angin malam.
Namun, bodohnya aku.. sampai engkau pergi. Akuu tak pernah membalas untuk menyelimutimu dikala engkau takbisa tidur akibat terlalu dinginnya angin malam dan banyaknya pikiran yang mengerubungimu. Aku sangat menyesal akan hal itu.

Yah, akuuu rindu dimana saat hari libur atau hari lebaran tiba. Kita berkumpul bersama. Berbincang bersama sama. Tak ada sedikit waktupun yang terbuang dengan sia sia dengan dirimu. Akuu rindu dimana engkau selalu mengajakku untuk berolahraga pagi. Akuu juga rindu akan hal dimana engkau rela membahagiakan anakmu ketika kaupun sedang keletihan atau bahkan sedang kesusahan. Yah, kini aku merindukan momen itu. Aku merindukan sekali saat saat kita saling ngobrol ngalur ngidul sana kemari. Semoga engkau tidak kesepian yah disana...

Yah, semakin tahun semakin beranjak remaja dan kini aku mulai beranjak dewasa... aku baru paham sakitnya rasa kehilangan orang yang kita cintai.
Aku ingat betul ketika kau mulai jatuh sakit, asma mu sudah semakin kritis. Kadang kaupun tidak kuat bangun dari kasurmu karna begitu sesaknya dadamu untuk bernafas.
Bodohnya akuu.. dulu aku tak banyak peduli padamu. Sampai akhirnya pada hari H. Aku merasakan sesuatu yang berbeda.

Yah.... mungkin kini engkau sudah tiada. Tapi taukah engkau yah??
Sampai detik ini akuu masih merasa bersalah dan akuu berfikir menyalahkan diriku sendiri...
Namun, aku kembali berfikir bahwa ini jalan Allah. Aku gaboleh menyalahkan siapapun...
Akuu menyesal kenapa akuu tidak bisa menemani mu. Tidak punya banyak waktu buatmu. Aku sungguh menyesal. Bahkan ketika ibu menyuruhku untuk menemanimu ke dokter akupun mengabaikan nya.

Mungkin rasa sesalku ini harusnya aky hilangkan. Dan kini berganti menjadi sebuah motivasi dan acuan agar akuu tak menyianyiakan orang yang sudah sayang terhadapku.

Yah, engkau tau? Kadang aku masih iri dengan mereka yang masih memiliki ayah. Bahkan ayah mereka begitu baik dan asik diajak bercanda.
Tapi.. aku brrfikir lagi yah. Bahwa engkauu yang terbaik. Tak ada yang pernah bisa menggantikanmu dalam kehidupan aku yah. Kadang pula akuu kesal dengan mereka yang tak pernah bersyukur masih memiliki ayah. Kadang aku merasa mereka gapernah tau gimana rasanya kehilangan ituu..

Yah,  Dalam lubuk hati ini aku sangat menyayangimu. Mencintaimu dengan sepenuh hatiku.
Aku harap Allah memberikan tempat yang indah buatmu.
TUnggu aku sukses nanti yaahh. Tunggu aku, kakaku, dan adikku membuatmu bangga disana.

Salam Anak lakimu,
NAUFAL IZZATUR RAHMAN

Minggu, 21 Juni 2015

Tanggapan Tentang Quotes Sperma dan Sel Telur yang Lagi Rame Banget

Jadi quotes ini lagi rame-ramenya nyebar di berbagai media sosial. Mulai dari Path, Twitter, Instagram, ask.fm, sampai dijadiin DP BBM juga. Dan kesemuanya mendapatkan respons positif BANGET dari para cewek.

Gue setuju banget sama pernyataan ini. Senggaknya, 95% setuju, sampai gue sadari ada kata “anteng-anteng aja” di sana. Pada bagian inilah gue nggak setuju.

Let’s make it short. Gue akan memberikan pandangan singkat gue soal quotes yang lagi hits banget itu.

Pertama, kenapa quotes itu dapat banyak BANGET loves di Path, Instagram, ask.fm, ReTweet dan Favorite di Twitter, dan banyak dijadiin DP BBM? Pastinya salah satunya adalah sebagai kode dari para cewek kepada cowok incerannya. Biar biar si cowok peka dan gerak duluan. Namun salah duanya adalah karena quotes itu sangat ‘lezat’ sebagai makanan bagi ego dan gengsi para cewek. Ini pula yang mengantarkan gue pada pendapat berikutnya.

Gue nggak setuju dengan kata “anteng-anteng aja”. Logikanya seperti ini, kalau melanjutkan analogi yang digunakan di gambar quotes tadi, maka,

– Sel telur yang anteng-anteng aja, jangan protes jika didatangin sel sperma yang biasa-biasa aja, bukan?

– ‘Pemilik’ sel telur punya kemampuan, kan, untuk memilah dan memilih sel sperma mana yang berhak mengejarnya? Bukan malah anteng-anteng aja.

– Ada yang dilupa, yaitu ‘yang punya’ sel sperma punya hak bukan untuk mengejar ‘sel telur’ yang mana? Jadi, jangan salahkan kalau ‘pemilik’ sel sperma yang kamu inginkan nggak mengejar kamu, tapi malah mengejar yang lain, karena kamu cuma anteng-anteng aja.

– Untuk menjadi ‘hasil’ yang baik dari benih yang ada, bukankah kondisi sel sperma dan sel telur harus dalam kondisi baik juga? Dan untuk mendapatkan kondisi yang baik, dibutuhkan USAHA. Usaha memperbaiki diri.

Sedikit perbaikan dari gue, yang mungkin bisa dimasukkan ke quotes ini :

Gue setuju. Laki-laki harus mengejar. Tapi bukan berarti perempuan hanya perlu anteng-anteng saja menggunakan nama ‘kodrat’ untuk menuhankan gengsi, tapi alangkah lebih baik memperbaiki diri.

"Karena Pemilik Sel Sperma yang Baik, Pastinya Akan Mengejar Sel Telur Yang Baik Pula, Bukan Yang Anteng - Anteng Aja"

Perempuan itu memang kodratnya dipilih. Namun berintrospeksi dirilah ketika tidak menjadi pilihan.

"Gengsi Tidak Akan Membuat Mu Jadi Lebih Cantik"

So, jadilah kooperatif dalam urusan jodoh. Jangan tunjukkan keegoisan sejak dini, ingin mendapatkan yang terbaik tanpa memantaskan diri untuk dipinang dia yang terbaik.


Sebagai Penutup,

"Sesuatu yang Indah dan BERHARGA dibutuhkan usaha......... dari KEDUANYA"