Jumat, 05 Agustus 2016

Masjid dan Gereja. Dimana kita harusnya bertemu?

Begitu mudahnya saja ku bilang rindu meski pertemuan itu tetaplah semu.
Begitu mudahnya pula ku bilang sabar untuk jarak yang semakin menjemu.
Waktu kelak akan mempertemukan dengan cara yang lebih elegan.
Dan itu pasti, wahai pemuja-pemuja LDR.

Tapi permasalahannya bagaimana jika aku di sini menggenggam tasbih, tapi kamu di sana menggenggam rosario.
Kakiku melangkah menuju ke masjid dan kamu melangkah untuk mendiami gereja.
Belajar dan tekun ku baca Al-Quran dan kamu tekun membaca Injil.
Kita sebagai orang yang saling meyayangi tak pernah tau di mana tempat yang kelak akan menyatukan kita sedangkan jurang perbedaan ada di depan mata.
Bagaimana aku dan kamu harus hidup dalam perbedaan yang begitu nyata, meski tak dapat kita pungkiri bahwa hati kita bersandingan.

Sedangkan di sisi lainnya aku atau kamu memilih untuk mengalah juga bukan pilihan.
Karenanya ada banyak hati yang harus kita jaga perasaannya.
Dan mungkin itu akan membengkalai bahkan melukai hati kita sendiri.
Untuk orang yang tersayang, kita berbeda. Bagaimana untuk menjadi sama?

Sekarang aku merasa bahwa saja jurang yang begitu dalam tak mampu kita selami.
Ikhlaskan jika pada akhirnya kita berdua harus mati di dalam jurang itu, "perpisahan".
Biarkan cinta yang tak berwarna dan tak berbau ini menjadi saksi.
Betapa dua orang ini begitu mencintai dan tersakiti.

Salamku untukmu,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar