Seberapa sering
kamu ingat dengan Tuhanmu??
Tentunya
Pertanyaan ini ditujukan hanya kepada mereka yang percaya terhadap tuhan. Oke,
kembali ke pertanyaan tadi.. Saya sering. Tidak, saya tidak mengatakan saya
orang yang religius. Saya jauh dari kata tersebut saat ini. Walaupun saya
diberi nama yang sangat religius oleh orang tua saya : Naufal Izzatur Rahman,
yang terkadang itu jadi beban buat saya. Kenapa? Karena saya khawatir, perilaku
saya tidak baik di mata orang lain dan tentunya Sang Khalik.
Kembali
lagi dengan pertanyaan awal. Persoalan tentang ingat tuhan. Tampaknya Tuhan
selalu maha Pemurah dan Penyayang bagi umatnya. Salah satunya saya. Sedari
kecil, saya selalu diberikan yang terbaik. Setidaknya itulah yang saya
pikirkan. Memang ini hitungannya masih sebatas duniawi. Saya sekolah dari SD
sampai SMA selalu negeri. Tentu, hal ini membuat orangtua saya senang. Soal
teman, baik ketika saya masih sekolah atau bahkan kuliah sekarang ini saya
memiliki banyak teman-teman yang peduli dan perhatian terhadap saya. Saya fikir
secara sosial saya cukup Baik. Alhamdulillah....
Saya
selalu bersyukur, dari dulu saya selalu sekolah di sekolah negeri, kuliah di
tempat yang memang almrhum ayah saya menginginkannya. Bertemu dengan teman,
dosen dan instruktur yang sangat peduli terhadap saya. Bahkan, saya pernah
sempat mendapatkan pacar yang menyayangi saya. Dari semua itu, saya bersyukur
sampai hidup saya saat ini, semua itu adalah Anugerah Terindah yang
diberikan Tuhan. Kebahagiaan psikologis melengkapi kebahagiaan yang
selama ini saya dapatkan.
Tapi...
di sisi lain, ada sebagian hal yang kadang mengganggu saya.
Ternyata
dibalik semua yang sudah saya dapatkan, saya ini tidak cukup berbuat baik.
Masih banyak sekali perintah Tuhan yang belum saya jalankan dan taati. Saya
masih sering melanggar laranganNya. Lebih gawatnya... saya padahal tahu soal
ajaran Tuhan. Memang tidak banyak. Tapi saya cukup tahu. Kesadaran itu ada,
tapi untuk melaksanakannya... belum.
Padahal,
saya tahu sudah banyak sekali yang Tuhan berikan kepada say. Untuk urusan
bersyukur, atas semua nikmat dan karuniaNya mungkin saya sudah cukup baik
melakukannya. Tapi, tampaknya itu baru tahap kesadaran saja. Belum pada
perbuatan. Agak kurang adil sepertinya jika saya mengatakan ini semua terjadi
karena pengaruh lingkungan. Tapi, mungkin akan berbeda juga kalau misalnya saya
hidup daerah pesantren di daerahh pedesaan. Mungkin ya. Hehehe....
Saya
rasa ini gawat karena saya saadar, tapi tidak juga berbuat sesuatu. Saya harus
benar-benar berada di jalanmu.
Help
Me God...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar