Selasa, 09 Agustus 2016

Saya Dan Tuhan Saya



Seberapa sering kamu ingat dengan Tuhanmu??


            Tentunya Pertanyaan ini ditujukan hanya kepada mereka yang percaya terhadap tuhan. Oke, kembali ke pertanyaan tadi.. Saya sering. Tidak, saya tidak mengatakan saya orang yang religius. Saya jauh dari kata tersebut saat ini. Walaupun saya diberi nama yang sangat religius oleh orang tua saya : Naufal Izzatur Rahman, yang terkadang itu jadi beban buat saya. Kenapa? Karena saya khawatir, perilaku saya tidak baik di mata orang lain dan tentunya Sang Khalik.

            Kembali lagi dengan pertanyaan awal. Persoalan tentang ingat tuhan. Tampaknya Tuhan selalu maha Pemurah dan Penyayang bagi umatnya. Salah satunya saya. Sedari kecil, saya selalu diberikan yang terbaik. Setidaknya itulah yang saya pikirkan. Memang ini hitungannya masih sebatas duniawi. Saya sekolah dari SD sampai SMA selalu negeri. Tentu, hal ini membuat orangtua saya senang. Soal teman, baik ketika saya masih sekolah atau bahkan kuliah sekarang ini saya memiliki banyak teman-teman yang peduli dan perhatian terhadap saya. Saya fikir secara sosial saya cukup Baik. Alhamdulillah....

            Saya selalu bersyukur, dari dulu saya selalu sekolah di sekolah negeri, kuliah di tempat yang memang almrhum ayah saya menginginkannya. Bertemu dengan teman, dosen dan instruktur yang sangat peduli terhadap saya. Bahkan, saya pernah sempat mendapatkan pacar yang menyayangi saya. Dari semua itu, saya bersyukur sampai hidup saya saat ini, semua itu adalah Anugerah Terindah yang diberikan Tuhan. Kebahagiaan psikologis melengkapi kebahagiaan yang selama ini saya dapatkan.

            Tapi... di sisi lain, ada sebagian hal yang kadang mengganggu saya.

            Ternyata dibalik semua yang sudah saya dapatkan, saya ini tidak cukup berbuat baik. Masih banyak sekali perintah Tuhan yang belum saya jalankan dan taati. Saya masih sering melanggar laranganNya. Lebih gawatnya... saya padahal tahu soal ajaran Tuhan. Memang tidak banyak. Tapi saya cukup tahu. Kesadaran itu ada, tapi untuk melaksanakannya... belum.

            Padahal, saya tahu sudah banyak sekali yang Tuhan berikan kepada say. Untuk urusan bersyukur, atas semua nikmat dan karuniaNya mungkin saya sudah cukup baik melakukannya. Tapi, tampaknya itu baru tahap kesadaran saja. Belum pada perbuatan. Agak kurang adil sepertinya jika saya mengatakan ini semua terjadi karena pengaruh lingkungan. Tapi, mungkin akan berbeda juga kalau misalnya saya hidup daerah pesantren di daerahh pedesaan. Mungkin ya. Hehehe....

            Saya rasa ini gawat karena saya saadar, tapi tidak juga berbuat sesuatu. Saya harus benar-benar berada di jalanmu.


            Help Me God...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar